Windshield wipers give me anxiety

It recently rained in Southern California, which I guess couldn’t have come at a better time considering there’s a shelter-in-place order across the state. But that’s beside the point. Here’s the…

Smartphone

独家优惠奖金 100% 高达 1 BTC + 180 免费旋转




Pohon mangga.

Kabarmu bagaimana sekarang?

[picture source: pinterest]

Aku menerka-nerka saat ini bagaimana rupa dari pohon mangga di belakang halaman rumah lama kita itu. Hampir lima tahun sejak kepindahan kita ke pemukiman menengah pinggiran di pusat kota sedikit banyaknya mengubah beberapa hal.

Ya, beberapa hal selalu saja ada yang berubah dari sesuatu yang berpindah. Sisanya? masih sama, hanya bertukar tempat dan berganti orang saja.

Kediaman, misalnya. Susunannya tetaplah sama, meskipun tak berbanding lurus dengan isinya. Walaupun dekat dengan jantung kota, tapi tetap punya sisi kontradiktifnya juga. Selalu ada bagian belang dari tiap megahnya bangunan yang menjulang.

Di tengahnya, hidup segala aktifitas yang rapat lagi padat. Bunyi klakson, lampu patroli kendaraan, aspirasi minta dinaikkan tunjangan, istri muda yang kurang transferan dan bermacam rengekan lain yang sibuk sliweran di jalanan. Tiap waktu, tak kenal tunggu atau nanti dulu.

Pada sisi lain kehidupan juga tak kalah heboh. Pinggiran kota yang hidup dipenuhi dengan hunian usang beratapkan seng yang tersebar secara acak-acakan. Sebagian ada yang atap rumahnya masih mengkilap, ditinggali oleh keluarga pindahan yang masih terbilang baru, mungkin. Bisa jadi hidupnya masih bersih dari campur tangan teror koperasi keliling dan kredit tukang panci. Ya siapatau mereka belum mengenal kedua orang itu.

Sisanya? Banyak pula atap rumah yang sudah dilumuri oleh karat. Mungkin ia adalah refleksi dari keluarga yang bernaung di bawahnya yang saat ini bisa jadi dalam kondisi yang sekarat. Mungkin ya, mungkin tidak juga. Atau aku saja yang berfikiran terlalu jauh.

Hampir kebanyakan dinding rumah mereka dilapisi dengan sepertiga bata, sisanya disambung dengan potongan-potongan triplek yang menyusun paksa bangunan tersebut untuk berdiri. Terlihat seragam dari luar, namun punya warna-warni yang beragam jika kau menelisik lebih dalam.

Seperti hidup mereka, meski sedang diinjak, namun tetaplah harus menapaki jejak, bukan?

Soal layak atau tidaknya untuk di huni? Entahlah. Ia akan tetap menjadi misteri perihal besar takaran atas sebuah kata kelayakan. Yang jelas, setidaknya di dalamnya masih terpancar senyum serta papar bahagia pada tiap-tiap muka yang hidup menyelimuti mereka bersama. Aku rasa ia cukup menjawab pertanyaan di atas.

Gubuk, sebutan miring yang banyak dilontarkan orang sebagai hal yang dipandang kumuh itu justru adalah sebaik-baiknya tempat bernaung bagi beberapa kepala dan juga keluarga-keluarga kecil yang berusaha mengais hidup dengan cara yang salut. Ya, mengais hidup dari kejamnya jalanan serta praktik-taktik (yang katanya oknum) petinggi kota yang kebanyakan menggemari korup yang absolut.

Soal orang yang berganti peran? Tak perlu jauh dijabarkan. Mereka unik dengan masing-masing takaran. Selayaknya permasalahan, ia tak pernah muat di lain badan, bukan? Jadi, jangan ambil pusing soal apa yang menjadi kebutuhan atau kegelisahan masing-masing orang. Mereka tetaplah unik, dengan prahara hidup yang selalu pelik lagi menarik.

Bicara soal pohon mangga itu, pertama kali kubawakan bibitnya dari Paman kehadapanmu waktu sehabis aku pulang dari menyambangi tugas dari luar kota. Dengan gembira kau menerima oleh-oleh kecil yang sudah kau teror jauh beberapa hari sebelum diriku pulang menemuimu. Sebagai obat katamu, untuk menebus keinginan bercocok tanam di sekitar pekarangan rumah kita. “Biar tak bosan aku, bang.” Tukasmu, waktu di telepon kita malam lalu.

Ekspresimu masih kutangkap jelas, kau senyum tipis ketika menerima bibit tersebut, mungkin sambil membayangkan bibit apalagi yang bisa kubawakan untuk memenuhi hasratmu berkebun waktu itu.

Setelah mangga ini tumbuh, aku akan tanami tanaman-tanaman lain disekitarnya. Disini kutanami ubi kayu, ada pohon cabai juga, labu, dan tanaman sayur lainnya, Bang. Untuk disebelahnya juga akan kubuat tanaman bunga-bunga cantik lagi segar, yang tiap pagi dan sore bisa kusirami ia selalu dan memperhatikannya tumbuh dari hari ke hari. Tapi yang jelas, untuk mangga ini akan kutanam tepat di tengah-tengah ini, bang. Pokoknya ia sudah cop disini.” Katamu manis sambil menunjuk ke arah tanah tempat yang akan kau jadikan rumah bagi bibit mangga tersebut.

Aku hanya bisa menyambut ocehanmu tersebut dengan tersenyum. Dengan diiringi segala harap bahwa rencana kecil yang kau susun itu bisa berlangsung dengan baik tentunya.

Berjalan beberapa waktu, bibit yang kubawakan kau rawat dengan telaten, ia tumbuh dan menampakkan perkembangan. Kau senang kegirangan, karena berhasil membesarkan satu dari buah hati yang telah kau idam-idamkan.

Tiap hari kau amati perkembangannya, rutin kau beri makan, siram air yang cukup sesuai dengan jam-jam yang sudah kau jadwalkan. Begitu telaten dan sabar, kau merawatnya selayaknya kau mengasuh darah dagingmu sendiri.

Dari mulut pintu kejauhan aku memandang, disatu sisi aku senang. Karena sibukmu dengannya akhirnya menghancurkan bosan yang belakangan ini selalu kau keluhkan.

Disisi lain, aku kepikiran satu hal yang menyakitkan. Bahwa, ada hal berat yang akan kita hadapi, Sayang. Kau dan aku akan menemukan tegang yang tak karuan, bermuara dari satu persoalan. Aku masih menunggu momen yang pas untuk mengatakannya, namun disisi lain pula aku masih belum berani merusak momen membahagiakanmu yang sedang giat membesarkan pohon mangga itu. Aku tak ingin merusaknya itu, apalagi dalam jeda yang sesingkat ini. Aku akan merasa menjadi seseorang yang sangat jahat jika harus mengatakan hal itu padamu, untuk saat ini.

[…]

Add a comment

Related posts:

My say on my parents 50th Marriage Anniversary.

As my parents marriage turns 50 today and we assemble here to celebrate it, I am feeling like i always have the luckiest person on earth. While I know it’s tough to express how I feel or it might be…

How to find the best online courses on Finance?

The world has shifted to online platforms to enhance their knowledge and continue the process of learning. Many students and professionals are looking for courses online that can give them an edge…

What is a Flow State?

It describes moments of total absorption, when you become so focused on the task at hand that everything else falls away. Action and awareness merge. Time flies. Self vanishes. Mental and physical…